Stem cell atau sel punca selama ini diujicobakan untuk mengatasi sejumlah kondisi medis, seperti kanker maupun gangguan tulang. Namun, belum lama ini terdapat penelitian yang juga mengkaji manfaat stem cell untuk mengobati terapi pengobatan diabetes.
Bagaimana cara kerja terapi stem cell untuk penyakit diabetes? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengenal Diabetes dan Pengobatannya
Sebelum membahas mengenai potensi stem cell sebagai terapi untuk meningkatkan kualitas hidup pengidap diabetes, Kamu perlu mengenai penyakit ini terlebih dahulu.
Diabetes adalah penyakit kronis ketika tubuh tidak mampu menghasilkan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Insulin sendiri merupakan hormon yang menstabilkan kadar gula dalam darah. Gejala diabetes umumnya sering buang kecil tengah malam, mudah lapar, luka sukar sembuh, mudah lelah.
Orang yang didiagnosis mengidap diabetes, akan memiliki penyakit ini seumur hidupnya. Tanpa perawatan yang tepat, diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal, saraf, dan mata.
Selain menjaga gaya hidup sehat, pasien diabetes perlu mengonsumsi obat seperti metformin. Pada beberapa kasus, perlu juga mendapatkan suntikan insulin. Seiring kemajuan teknologi, berkembang pengobatan transplantasi sel pankreas dan penelitian juga menunjukkan adanya potensi stem cell sebagai pengobatan diabetes.
Artikel Lainnya: Mengapa Orang Diabetes Sering Sembelit?
Manfaat Stem Cell untuk Kondisi Diabetes
Penelitian pertama yang mengkaji manfaat terapi stem cell untuk diabetes dipublikasikan melalui jurnal Stem Cells Translational Medicine. Risetnya dilakukan oleh Vinmec Research Institute of Stem Cell and Gene Technology, Vietnam.
Para peneliti ingin mengetahui apakah sel punca dari sel-sel sumsum tulang belakang dapat bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2.
Stem cell sendiri merupakan sel induk yang belum berdiferensiasi (berubah). Sel ini dapat tumbuh menjadi berbagai jenis sel.
Studi melibatkan 30 peserta pengidap diabetes tipe 2. Setiap relawan mendapatkan infus darah dari stem cell tubuh mereka sendiri.
Infus darah disalurkan kepada peserta secara acak. Sebagian melalui vena, sementara yang lain lewat arteri pankreas dorsal.
Uji coba terapi pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan. Para peneliti kemudian menilai keamanan terapi stem cell berdasarkan efek samping yang ditimbulkan.
Sementara, efektivitas kontrol gula jangka panjang dinilai berdasarkan perubahan A1C (hemoglobin di dalam darah yang dilekati oleh glukosa). Efektivitas terapi ini juga dinilai berdasarkan kadar gula darah puasa dan tingkat C-peptida peserta.
Hasil riset mengungkapkan terapi stem cell aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh seluruh peserta.
Terapi ini terutama bermanfaat bagi peserta yang kurang dari 10 tahun mengidap diabetes, serta mereka yang tidak mengalami obesitas dan memiliki indeks massa tubuh di bawah 23.
Selama menggunakan terapi stem cell, lebih dari separuh peserta mengaku bisa mengurangi penggunaan obat diabetes sembari mengontrol gula darah dengan baik.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, stem cell berpotensi meningkatkan jumlah sel pankreas. Jadi, terapi ini dapat mengontrol kadar gula darah.
Para peneliti menyimpulkan stem cell dapat menjadi alternatif terapi pengobatan diabetes yang menjanjikan. Kendati demikian, penelitian lanjutan tetap dibutuhkan guna memperoleh bukti kuat soal potensi terapi stem cell untuk diabetes.
Artikel Lainnya: Manfaat Buah Bidara (Jujube) untuk Penderita Diabetes
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Washington University School of Medicine, Amerika Serikat. Hasil studinya diterbitkan melalui jurnal Stem Cell Reports.
Para peneliti berusaha mengkaji apakah stem cell dapat berubah menjadi sel beta (sel pankreas yang menghasilkan hormon insulin).
Hormon insulin berfungsi membantu sel tubuh menyerap dan mengubah gula darah menjadi energi. Hormon ini diperlukan penderita diabetes guna mengurangi kadar gula darah tinggi.
Peneliti melakukan uji coba pada tikus yang tidak mampu memproduksi insulin. Setelah sel punca ditransplantasikan ke dalam tubuh hewan tersebut, sel mulai berdiferensiasi menjadi sel beta.
Dalam hitungan hari, sel beta yang baru mengeluarkan hormon insulin. Sel ini juga membantu mengontrol gula darah tikus dalam beberapa bulan.
Kendati demikian, anggota penelitian Jeffrey R. Millman, Ph.D, mengaku terapi stem cell untuk membantu produksi insulin belum dapat diterapkan pada manusia.
Menurutnya, dalam beberapa kasus, sel punca mendorong produksi insulin secara berlebihan. Pada kasus lain, stem cell tidak memicu produksi insulin yang cukup.
Artikel Lainnya: Tanda Diabetes Mellitus yang Perlu Kamu Waspadai
Penelitian Terbaru Mengenai Stem Cell dan Diabetes
Pada Juni 2025, penelitian tentang stem cell dan diabetes pada New England Journal of Medicine dipublikasikan. Dalam penelitian ini, ilmuwan menggunakan sampel 12 orang dewasa dengan diabetes tipe 1 dengan gejalahipoglikemia.
Mereka menerima transplantasi sel islet buatan (dari sel punca allogenik) melalui infus ke pembuluh portal hati dan menjalani pengobatan imunosupresi.
Hasilnya luar biasa, produksi insulin pasien pulih (terukur dari kadar C‑peptida), semua pasien terbebas dari hipoglikemia berat dan rata-rata penggunaan insulin turun hingga 92 persen, serta sepenuhnya berhenti menggunakan suntik insulin. Hingga kini, jumlah korespondensi dalam penelitian terus ditingkatkan.
Terapi stem cell menunjukkan potensi kuat sebagai pengobatan diabetes. Meski belum sempurna (karena masih butuh imunossupresi), ini adalah langkah besar menuju pengobatan yang lebih permanen dan bebas suntikan insulin.
Artikel Lainnya: Seberapa Sering Penderita Diabetes Harus Kontrol ke Dokter?
Kamu bisa cari tahu tentang stem cell di aplikasi KlikDokter. Di aplikasi ini, Kamu juga bisa mendapatkan tips seputar #JagaSehatmu dan keluarga di rumah, lho!
Yuk, download aplikasi media kesehatan KlikDokter sekarang juga! Jika Kamu membutuhkan informasi seputar obat maupun informasi seputar penyakit, tersedia kolom pencarian yang memudahkan Kamu untuk mengakses informasi lebih dalam.
Sumber:
- Chen, J.T., Dadheech, N., Tan, E.H.P. et al. Stem cell therapies for diabetes. Nat Med (2025). https://doi.org/10.1038/s41591-025-03767-8
- American Diabetes Organization. Accessed on 29 June 2025. https://diabetes.org/newsroom/press-releases/stem-cell-derived-islet-therapies-shown-reduce-need-injectable-insulin
- Mayo Clinic. Accessed on 29 June 2025. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/symptoms-causes/syc-20371444