AIDS
Dokter Spesialis |
Spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik dan infeksi, spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi klinik, spesialis penyakit dalam konsultan pulmonologi, spesialis saraf atau spesialis neurologi, spesialis kulit dan kelamin atau spesialis dermatovenereology |
Gejala |
Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas, kelelahan yang berlebihan, demam menetap yang tidak diketahui penyebabnya, batuk kering, berkeringat pada malam hari, pembesaran kelenjar getah bening, kehilangan memori, depresi, sesak napas, nyeri dada, mual, muntah, diare, buang air besar berdarah atau berwarna hitam, perubahan status mental, penurunan kesadaran, kelemahan, kejang, ruam kulit, benjolan, plak di kulit, bercak pada mulut, hidung, dan kelopak mata |
Faktor Risiko |
Hubungan seksual yang berisiko, mengidap infeksi menular seksual, pengguna NAPZA suntik, menerima transfusi darah, pembuatan tato yang terkontaminasi HIV, memiliki pasangan yang terinfeksi HIV, mengalami cedera jarum suntik yang tidak disengaja, penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi di masa kehamilan, persalinan, atau menyusui |
Cara Diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan |
Antiretroviral, pengobatan untuk mengatasi penyakit infeksi dan keganasan yang menyertai infeksi HIV/AIDS, terapi suportif |
Obat |
Antiretroviral |
Komplikasi |
gangguan neurokognitif, radikulopati, neuropati, mielopati, retinopati, aterosklerosis, kardiomiopati, hipertensi pulmonal, enteropati, nefropati, wasting syndrome, lipodistrofi, gangguan metabolisme lemak dan glukosa, miositis, miopati, anemia kronis, gangguan koagulasi, folikulitis eosinofilik |
Kapan harus ke dokter? |
Terdapat gejala dan tanda AIDS |
Pengertian AIDS
Acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Penyakit AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi Human immunodeficiency virus (HIV).
Bila tidak diobati, sebagian besar penderita HIV akan berkembang menjadi AIDS dan berisiko meningkatkan kematian. Oleh karena itu, perlu pemahaman tentang apa itu AIDS, penyebab AIDS, gejala AIDS, pencegahan, dan pengobatan AIDS.
Penyebab AIDS
Penyakit AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus penyebab penyakit AIDS ini merupakan retrovirus yang dikelompokkan menjadi HIV-1 dan HIV-2. Virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) yang menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi dan keganasan.
Virus ini ditemukan pada cairan tubuh penderita HIV/AIDS, seperti darah, cairan vagina, cairan semen, cairan anus, dan ASI. Secara umum, penularan HIV terjadi melalui:
- Hubungan seksual tanpa kondom
- Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi HIV
- Transfusi darah
- Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi semasa kehamilan, persalinan, atau menyusui
Artikel Lainnya: Ini Alasan Tak Perlu Jauhi Teman yang Terkena HIV/AIDS!
Faktor Risiko AIDS
Berikut perilaku dan kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular HIV/AIDS:
- Hubungan seksual yang berisiko, seperti hubungan seksual tanpa kondom, hubungan seksual dengan multiple partner
- Pernah atau sedang mengidap infeksi menular seksual
- Pengguna NAPZA suntik
- Pernah menerima transfusi darah
- Pembuatan tato yang terkontaminasi HIV
- Memiliki pasangan yang terinfeksi HIV
- Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi di masa kehamilan, persalinan, atau menyusui.
- Mengalami cedera jarum suntik yang tidak disengaja, misalnya, pada petugas kesehatan.
Gejala AIDS
Secara umum, gejala penyakit AIDS adalah:
- Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya
- Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas
- Kelelahan yang berlebihan
- Demam menetap yang tidak diketahui penyebabnya
- Batuk kering
- Berkeringat pada malam hari
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Kehilangan memori
- Depresi
- Bercak pada mulut, hidung, dan kelopak mata
Penderita AIDS memiliki sistem kekebalan yang lemah sehingga rentan mengalami infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik biasanya tidak menyebabkan penyakit pada individu yang sehat, tetapi dapat terjadi pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Berikut gejala dan tanda AIDS berdasarkan sistem tubuh:
- Jantung dan pembuluh darah: sesak napas, nyeri dada, kelelahan
- Paru: frekuensi napas melebihi normal
- Pencernaan: mual, muntah, diare, buang air besar berdarah atau berwarna hitam
- Saraf pusat: nyeri kepala, demam, nyeri leher, perubahan status mental, penurunan kesadaran, kelemahan, kejang
- Masalah keganasan dan darah: kelelahan, sesak napas, memar
- Kulit: ruam, benjolan, plak
Artikel Lainnya: Gangguan Kesehatan Mental Rentan Menyerang Penderita HIV/AIDS?
Diagnosis AIDS
Dokter akan menentukan diagnosis HIV/AIDS melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mendeteksi antibodi terhadap virus HIV dan jumlah sel CD4.
Berikut pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan:
- Hitung jenis sel darah putih: untuk mengevaluasi limfosit dan CD4
- Tes HIV: umumnya dengan ELISA dan Western Blot
- Pemeriksaan darah perifer lengkap
- Radiologi: rontgen thorax
Sebelum melakukan tes HIV, umumnya terdapat 2 macam pendekatan, yaitu:
- Konseling dan tes HIV sukarela (Voluntary Counseling and Testing)
- Tes HIV dan konseling atas inisiatif petugas kesehatan (Provider-Initiated Testing and Counseling)
Pengobatan AIDS
Secara umum, pengobatan AIDS meliputi:
- Antiretroviral (ARV) untuk menekan pembentukan virus HIV dalam tubuh
- Pengobatan untuk mengatasi penyakit infeksi dan keganasan yang menyertai infeksi HIV/AIDS, seperti tuberkulosis, hepatitis, kanker serviks
- Terapi suportif, seperti diet sesuai rekomendasi dari dokter
- Terapi pendukung lainnya, seperti dukungan psikososial, dukungan agama, menjaga kebersihan, dan tidur yang cukup
Hingga saat ini, literatur melaporkan bahwa HIV/AIDS belum dapat disembuhkan secara total. Meski demikian, pengobatan di atas diharapkan dapat menekan angka kematian dan infeksi oportunistik, serta meningkatkan harapan hidup penderita.
Pencegahan AIDS
Upaya pencegahan AIDS adalah dengan mengendalikan faktor risiko penularan HIV. Berikut upaya pencegahan AIDS:
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
- Tidak melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan
- Tidak melakukan hubungan seksual saat mengalami infeksi kelamin
- Mempertimbangkan sunat bagi laki-laki
- Menghindari penggunaan obat-obat terlarang
- Bagi petugas kesehatan, dapat melakukan kewaspadaan universal untuk mengurangi risiko penularan HIV/AIDS melalui darah atau cairan tubuh
Artikel Lainnya: Bagaimana HIV Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Manusia?
Komplikasi AIDS
Berikut komplikasi HIV/AIDS:
- Saraf dan jiwa: gangguan neuro kognitif, radikulopati, neuropati, mielopati
- Kepala dan leher: retinopati
- Jantung dan pembuluh darah: aterosklerosis, kardiomiopati
- Paru: hipertensi pulmonal
- Pencernaan: enteropati
- Ginjal/saluran kemih: nefropati
- Endokrin: wasting syndrome, lipodistrofi, gangguan metabolisme lemak dan glukosa
- Otot dan rangka: miositis, miopati
- Darah dan keganasan: anemia kronis, gangguan koagulasi
- Kulit: folikulitis eosinofilik
Obat Terkait AIDS
Penderita yang telah terdiagnosis AIDS harus segera mengonsumsi obat berupa
- Antiretroviral (ARV)
Kapan harus ke Dokter?
Segera berobat ke Dokter, bila kamu merasakan gejala dan tanda di atas. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi AIDS, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.
Terakhir diperbarui: 24 Juli 2023
[LUF]
- Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Nasronudin. Virologi HIV. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Nelwan EJ, Wisaksana R. Gejala dan Diagnosis HIV. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Tanasale JD. Kewaspadaan Universal pada Petugas Kesehatan HIV/AIDS. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis. InternaPublishing. 2015.
- World Health Organization. HIV/AIDS. 2022. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/hiv-aids Accessed 24 July 2023.
- HIV.gov. What Are HIV and AIDS? 2023. https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/what-are-hiv-and-aids/ Accessed 24 July 2023.
- Universitas California San Fransisco. AIDS Signs and Symptoms. https://www.ucsfhealth.org/conditions/aids/symptoms Accessed 24 July 2023.
- Venter WF, Serenata C, Vitoria M, Mkhondwane L, Sikwese K, Pepperrell T, et al. What we have learned from antiretroviral treatment optimization efforts over the last 5 years?. AIDS. 2021.
- Waymack JR, Sundareshan V. Acquired immune deficiency syndrome. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537293/ Accessed 24 July 2023.
- Urio LJ, Mohamed MA, Mghamba J, Abade A, Aboud S. Evaluation of HIV antigen/antibody combination ELISAs for diagnosis of HIV infection in Dar Es Salaam, Tanzania. Pan African Medical Journal. 2015.
- Hu Y, Liu R, Li J, Yue Y, Cheng W, Zhang P. Attenuation of collagen-induced arthritis in rat by nicotinic alpha7 receptor partial agonist GTS-21. BioMed research international. 2014.
- Chu C, Selwyn PA. Complications of HIV infection: a systems-based approach. American family physician. 2011.
- Wu S, Gao M, Zheng J, Yan P, Wang W, Lu X, Qiu Y, Yan Y. Prevalence of HIV Indeterminate Western Blot Tests and Follow-up of HIV Antibody Sero-Conversion in Southeastern China. Virol Sin. 2019.