Hampir semua orang pernah mengalami perut yang berbunyi, terutama saat lapar. Fenomena ini, meskipun kadang memalukan, adalah hal yang alami dan menunjukkan proses pencernaan yang normal.
Nah, dr. Gia Pratama akan menjelaskan mengapa perut berbunyi saat lapar, mekanisme di balik bunyi tersebut, dan bagaimana berbagai faktor memengaruhinya.
Artikel lainnya: Perut Berbunyi Setelah Makan, Ada yang Salah?
Mekanisme Di Balik Bunyi Perut
Bunyi perut, yang secara medis dikenal sebagai borborygmi, terjadi karena aktivitas otot-otot di saluran pencernaan. Berikut penjelasan rinci tentang mekanisme ini:
1. Kontraksi otot di saluran pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari otot-otot polos yang berkontraksi untuk menggerakkan makanan melalui sistem pencernaan. Proses ini disebut peristalsis. Peristalsis adalah serangkaian kontraksi otot yang ritmis yang mendorong makanan, cairan, dan gas melalui saluran pencernaan.
2. Perut kosong dan gas
Ketika perut kosong, tidak ada makanan yang dapat menyerap suara dari gerakan peristaltik ini. Akibatnya, suara-suara tersebut menjadi lebih terdengar. Selain itu, gas yang terbentuk dalam saluran pencernaan dapat menambah volume suara ini.
3. Komunikasi antara otak dan saluran pencernaan
Ketika tubuh merasa lapar, otak mengirim sinyal ke saluran pencernaan untuk mulai mempersiapkan proses pencernaan makanan yang akan datang. Ini termasuk pelepasan hormon-hormon tertentu dan peningkatan aktivitas peristaltik, yang menyebabkan bunyi perut.
Artikel lainnya: Perut Bunyi Tak Selalu Tanda Lapar
Pengaruh Hormon dan Sinyal Saraf
Saat tubuh membutuhkan makanan, beberapa perubahan hormon dan sinyal saraf terjadi untuk memberitahu otak bahwa perut kosong:
1. Ghrelin
Ghrelin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel di perut ketika kosong. Hormon ini berfungsi untuk merangsang nafsu makan dengan memberi sinyal pada otak bahwa tubuh membutuhkan makanan.
Peningkatan kadar ghrelin tidak hanya membuat Kamu merasa lapar, tetapi juga dapat meningkatkan aktivitas peristaltik, sehingga perut lebih sering berbunyi.
2. Vagus nerve (saraf vagus)
Saraf vagus menghubungkan otak dengan saluran pencernaan dan memainkan peran penting dalam mengatur aktivitas pencernaan. Ketika perut kosong, saraf vagus mengirim sinyal ke otak untuk meningkatkan aktivitas peristaltik, yang dapat menyebabkan bunyi perut.
Artikel lainnya: Perut Bayi Bunyi Saat Menyusu, Apa Penyebabnya?
Mengapa Bunyi Perut Terjadi Lebih Sering Saat Lapar?
Ketika seseorang lapar, beberapa mekanisme di tubuh bekerja sama untuk mempersiapkan sistem pencernaan untuk menerima makanan:
1. Antisipasi makanan
Tubuh secara otomatis mempersiapkan saluran pencernaan untuk menerima dan mencerna makanan yang akan datang. Ini termasuk peningkatan produksi asam lambung dan enzim pencernaan, serta peningkatan aktivitas peristaltik.
2. Pengosongan perut
Ketika perut sudah kosong selama beberapa waktu, kontraksi otot di perut dan usus kecil menjadi lebih kuat untuk memastikan tidak ada sisa makanan yang tertinggal. Kontraksi kuat ini sering kali menghasilkan bunyi yang terdengar jelas.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Bunyi Perut
Beberapa faktor dapat mempengaruhi frekuensi dan intensitas bunyi perut, antara lain:
1. Jenis dan jumlah makanan
Makanan tertentu, terutama yang menghasilkan gas seperti kacang-kacangan, kubis, dan minuman berkarbonasi, dapat meningkatkan bunyi perut.
Jumlah makanan yang dikonsumsi juga mempengaruhi, karena semakin banyak makanan, semakin banyak aktivitas pencernaan yang diperlukan.
2. Kondisi kesehatan
Kondisi medis tertentu, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau intoleransi laktosa, dapat meningkatkan frekuensi bunyi perut. Pada kondisi ini, saluran pencernaan lebih sensitif dan lebih aktif, yang dapat menghasilkan lebih banyak suara.
3. Stres dan kecemasan
Stres dan kecemasan dapat mempengaruhi sistem pencernaan melalui hubungan otak-usus. Ketika seseorang merasa cemas, sistem saraf simpatis dapat memicu peningkatan aktivitas peristaltik, yang dapat menyebabkan bunyi perut lebih sering terjadi.
4. Kecepatan makan
Makan terlalu cepat dapat menyebabkan peningkatan udara yang tertelan, yang dapat menyebabkan peningkatan gas dalam saluran pencernaan dan, pada gilirannya, meningkatkan bunyi perut.
Cara Mengurangi Bunyi Perut
Meskipun bunyi perut adalah hal yang normal, ada beberapa cara untuk menguranginya, terutama jika sering terjadi dalam situasi yang tidak diinginkan:
1. Makan secara teratur
Makan dalam porsi kecil dan sering dapat membantu menjaga perut tetap kenyang dan mengurangi bunyi perut. Menghindari melewatkan waktu makan juga penting.
2. Menghindari makanan pemicu gas
Mengidentifikasi dan menghindari makanan yang menyebabkan gas dapat membantu mengurangi bunyi perut. Makanan seperti kacang-kacangan, kubis, dan minuman berkarbonasi sebaiknya dikonsumsi dengan hati-hati.
Artikel lainnya: Hindari Makanan Ini Agar Tak Sering Kentut
3. Mengelola stres
Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang pada gilirannya dapat mengurangi aktivitas peristaltik yang berlebihan dan bunyi perut.
4. Mengunyah makanan dengan baik
Mengunyah makanan dengan baik dan makan perlahan dapat membantu mengurangi jumlah udara yang tertelan, yang dapat mengurangi gas dan bunyi perut.
Bunyi perut saat lapar adalah fenomena alami yang terjadi karena aktivitas otot-otot di saluran pencernaan dan respon tubuh terhadap rasa lapar.
Mekanisme peristaltik, pengaruh hormon seperti ghrelin, dan sinyal saraf dari otak semuanya berkontribusi pada bunyi ini. Meskipun sering kali memalukan, bunyi perut biasanya tidak berbahaya dan merupakan bagian normal dari proses pencernaan.
Ingin tahu lebih banyak tentang kesehatan pencernaan dan tips untuk menjaga tubuh tetap bugar? Unduh aplikasi KlikDokter sekarang untuk akses cepat ke informasi dan panduan kesehatan. #JagaSehatmu dengan cara yang tepat!