Asam urat merupakan zat yang diproduksi tubuh sebagai hasil dari pemecahan purin, senyawa yang ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman. Normalnya, asam urat larut dalam darah dan dibuang melalui urine.
Namun, jika kadar asam urat dalam tubuh terlalu tinggi atau tubuh tidak mampu mengeluarkannya dengan baik, dapat terbentuk kristal-kristal di sendi yang menyebabkan nyeri, bengkak, dan radang. Kondisi ini dikenal sebagai gout atau asam urat tinggi.
Tidak hanya orang tua yang rentan terhadap asam urat, kondisi ini juga bisa dialami oleh mereka yang berusia lebih muda, seperti usia 30-an hingga 40-an.
Dalam artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini akan membahas mengenai kadar asam urat normal, bagaimana cara memeriksanya, serta faktor-faktor yang memengaruhi kadar asam urat dalam tubuh.
Selain itu, Kamu juga akan menemukan tips penting untuk menjaga kadar asam urat tetap normal, agar terhindar dari berbagai gangguan yang disebabkan oleh tingginya asam urat.
Artikel lainnya: Komplikasi Asam Urat yang Harus Anda Waspadai
Kadar Asam Urat Normal
Kadar asam urat normal bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Secara umum, kadar asam urat normal pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita, karena hormon estrogen pada wanita membantu mengurangi kadar asam urat hingga mereka mengalami menopause.
- Kadar asam urat normal pria usia 40 tahun: Antara 3,4 hingga 7,0 mg/dL.
- Kadar asam urat normal wanita usia 40 tahun: Antara 2,4 hingga 6,0 mg/dL.
- Kadar asam urat normal wanita usia 50 tahun: Setelah menopause, kadar asam urat pada wanita bisa meningkat, mendekati kadar asam urat pria, yakni antara 3,4 hingga 7,0 mg/dL.
Penting untuk melakukan pemeriksaan asam urat secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah asam urat atau memiliki gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko kadar asam urat tinggi.
Tes Asam Urat dalam Darah
Tes asam urat dalam darah adalah cara yang umum dilakukan untuk mengetahui kadar asam urat dalam tubuh. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pembuluh darah vena di lengan.
Tes ini biasanya direkomendasikan bagi mereka yang mengalami gejala seperti nyeri di persendian atau bagi mereka yang memiliki riwayat gout dalam keluarga.
Prosedur tes darah asam urat sangat sederhana dan cepat, hasilnya biasanya bisa didapatkan dalam hitungan jam atau hari. Nilai asam urat yang dihasilkan dari tes darah akan dibandingkan dengan rentang nilai normal asam urat sesuai dengan jenis kelamin dan usia.
Jika hasilnya menunjukkan kadar asam urat yang tinggi, maka diperlukan tindakan lebih lanjut untuk mengontrol kadar tersebut, seperti perubahan pola makan dan konsumsi obat-obatan.
Artikel lainnya: 13 Makanan Terbaik untuk Penderita Asam Urat
Tes Asam Urat dalam Urine
Selain melalui tes darah, kadar asam urat juga dapat diukur melalui tes asam urat dalam urine. Tes ini biasanya dilakukan dengan mengumpulkan sampel urine selama 24 jam. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui seberapa baik tubuh Kamu membuang asam urat melalui urine.
Tes ini biasanya direkomendasikan bagi mereka yang sudah didiagnosis memiliki kadar asam urat tinggi atau bagi yang mengalami gejala batu ginjal, karena kadar asam urat tinggi juga bisa menyebabkan terbentuknya batu ginjal.
Jika tes urine menunjukkan bahwa tubuh tidak mampu mengeluarkan asam urat dengan baik, dokter mungkin akan merekomendasikan perubahan gaya hidup atau terapi obat untuk membantu mengontrol kadar asam urat dalam tubuh.
Artikel lainnya: Olahraga Terbaik untuk Penderita Asam Urat
Gangguan Akibat Kadar Asam Urat Tinggi
Kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa gangguan yang sering muncul akibat tingginya kadar asam urat:
1. Gout (Artritis gout)
Gout adalah salah satu gangguan paling umum yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi. Kristal asam urat yang terbentuk di sendi menyebabkan peradangan dan nyeri yang parah, terutama di sendi-sendi seperti jari kaki, pergelangan kaki, lutut, dan tangan.
2. Batu ginjal
Jika kadar asam urat yang tinggi tidak diatasi, kristal asam urat juga dapat terbentuk di ginjal, yang kemudian berkembang menjadi batu ginjal. Kondisi ini sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal jika tidak segera diobati.
3. Masalah ginjal
Dalam kasus yang lebih parah, tingginya kadar asam urat dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal, yang kemudian berpotensi menyebabkan gagal ginjal jika tidak diatasi.
4. Artritis kronis
Jika gout tidak ditangani dengan baik, peradangan pada sendi dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan berkembang menjadi artritis kronis, yang mempengaruhi mobilitas dan kualitas hidup penderitanya.
Faktor yang Memengaruhi Kadar Asam Urat
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kadar asam urat dalam tubuh, di antaranya:
1. Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan masalah asam urat dapat meningkatkan risiko seseorang untuk memiliki kadar asam urat yang tinggi.
2. Usia dan jenis kelamin
Pria cenderung memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Namun, setelah menopause, wanita cenderung memiliki kadar asam urat yang lebih mendekati kadar pria.
3. Pola makan
Mengonsumsi makanan yang kaya purin, seperti daging merah, jeroan, makanan laut, dan alkohol, terutama bir, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
4. Kondisi medis
Beberapa kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas juga dapat meningkatkan kadar asam urat.
5. Obat-obatan
Beberapa jenis obat, seperti diuretik (pil air) yang sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat.
6. Dehidrasi
Kurangnya asupan cairan dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui urine, sehingga meningkatkan kadar asam urat.
Cara Menjaga Kadar Asam Urat Tetap Normal
Untuk mencegah kadar asam urat yang tinggi, ada beberapa langkah yang bisa diambil, di antaranya:
1. Kendalikan pola makan
Mengurangi konsumsi makanan yang kaya purin seperti daging merah, jeroan, makanan laut, dan alkohol adalah langkah penting untuk menjaga kadar asam urat tetap normal.
Selain itu, penting untuk memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian yang rendah purin.
2. Perbanyak konsumsi air putih
Minum air putih yang cukup membantu tubuh membuang asam urat melalui urine. Disarankan untuk minum minimal 8 gelas air per hari untuk menjaga hidrasi tubuh dan mendukung fungsi ginjal.
3. Jaga berat badan ideal
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko kadar asam urat tinggi. Menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur dapat membantu mengurangi kadar asam urat dalam tubuh.
Mau punya berat badan ideal? Yuk, atur asupan kalori dan porsi makan kamu. Cek kebutuhan kalori harianmu menggunakan Kalkulator Kalori dan BMI di KlikDokter.
3. Hindari alkohol
Alkohol, terutama bir, dapat meningkatkan produksi asam urat dan mengurangi kemampuannya untuk dikeluarkan melalui urine. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari atau membatasi konsumsi alkohol.
Artikel lainnya: 12 Bahaya Minum Alkohol bagi Kesehatan Tubuh
4. Olahraga secara teratur
Berolahraga secara teratur tidak hanya membantu menjaga berat badan, tetapi juga meningkatkan metabolisme tubuh, termasuk membantu ginjal dalam membuang asam urat.
5. Konsumsi obat sesuai resep dokter
Jika Kamu memiliki kadar asam urat yang tinggi, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti allopurinol atau febuxostat untuk mengontrol kadar asam urat. Pastikan untuk mengikuti instruksi dokter dalam penggunaan obat tersebut.
Kadar asam urat normal adalah penting untuk menjaga kesehatan sendi dan ginjal. Mengetahui kadar asam urat Kamu melalui tes darah atau urine dapat membantu mencegah berbagai gangguan yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat, seperti gout, batu ginjal, dan masalah ginjal lainnya.
Dengan menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan minum cukup air, kadar asam urat dapat tetap terkendali.
Jika Kamu memiliki riwayat keluarga dengan masalah asam urat atau menunjukkan gejala asam urat tinggi, penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Selain tentang asam urat, temukan artikel lainnya tentang kesehatan sendi, tips diet sehat, dan cara menjaga keseimbangan tubuh. Jangan lupa untuk download aplikasi KlikDokter sekarang juga untuk dapatkan lebih banyak informasi bermanfaat di sini! Yuk, #JagaSehatmu selalu!
- Choi, H. K., et al. (2005). Purine-rich foods, dairy and protein intake, and the risk of gout in men. New England Journal of Medicine, 350(11), 1093-1103.
- Zhu, Y., et al. (2011). Prevalence of gout and hyperuricemia in the US general population: the National Health and Nutrition Examination Survey 2007–2008. Arthritis & Rheumatism, 63(10), 3136-3141.
- Richette, P., & Bardin, T. (2010). Gout. The Lancet, 375(9711), 318-328.