Memeriksa kondisi kandungan ke dokter secara berkala adalah salah satu kunci kehamilan yang sehat. Sayangnya, tidak setiap ibu hamil dapat melakukan hal tersebut, apalagi jika sedari awal mengalami agoraphobia.
Apa itu agoraphobia? Agoraphobia merupakan rasa takut berlebih yang terjadi ketika seseorang berada di tempat yang dirasa tidak bisa mendapat pertolongan dari orang lain, atau sang individu merasa tak bisa lari dari situasi tersebut.
Lantas, adakah hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan agoraphobia agar gangguan kecemasan yang dialaminya tak sampai mengganggu kehamilan? Yuk, cari tahu.
Artikel Lainnya: Mengenal Fobia Angka atau Numerophobia
Mengenal Agoraphobia Lebih Dekat
Menurut Ikhsan Bella Persada, M. Psi, Psikolog, agoraphobia dapat digolongkan sebagai gangguan kecemasan.
“Hingga kini penyebab dari agoraphobia masih belum diketahui. Namun, dicurigai bahwa kondisi tersebut berkaitan dengan pengalaman tidak menyenangkan atau traumatis pada suatu tempat,” ujar Ikhsan.
Selain itu, ada pula beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko agoraphobia, seperti depresi, bulimia, dan/atau anoreksia nervosa.
Individu dengan sifat mudah cemas juga berisiko lebih tinggi mengalami agoraphobia ketika berada di suatu situasi yang membuatnya ketakutan atau tidak nyaman.
Beberapa hal yang dapat memicu kekambuhan agoraphobia, antara lain:
- Berada di ruangan terbuka, seperti tempat parkir, taman, atau mal
- Berada di tempat tertutup, seperti bioskop, ruang pemeriksaan dokter, lift, dan sebagainya
- Berada di luar atau dalam rumah sendirian
- Mengantre di tengah kerumunan orang banyak
Dampak Agoraphobia pada Ibu Hamil
Dijelaskan oleh Ikhsan, agoraphobia pada ibu hamil dapat menghambat pemeriksaan kehamilan. Padahal, ibu hamil harus rutin periksa ke dokter untuk mengetahui kondisi kandungannya.
“Tapi, akibat agoraphobia, hal tersebut akan menghambat pertemuan dengan dokter. Pergi ke luar rumah saja sudah terasa mengerikan, apalagi harus duduk diam di dalam ruang pemeriksaan dokter,” jelas Ikhsan.
Tidak hanya itu, rasa cemas dan takut berlebih akibat agoraphobia juga bisa berpengaruh pada kondisi perkembangan janin.
Kondisi tubuh ibu akan terus menurun, bahkan hingga menyebabkan janin dalam kandungan kekurangan asupan nutrisi. Atas dasar itu, fobia saat hamil tersebut mesti segera diatasi dengan cara yang tepat.
Artikel Lainnya: Mengenal Katsaridaphobia, Ketakutan pada Kecoa dan Cara Mengatasinya
Penanganan Agoraphobia pada Ibu Hamil
Agoraphobia merupakan gangguan kecemasan yang masih bisa diatasi. Menurut Ikhsan, cara utama untuk mengatasinya adalah dengan Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
Terapi tersebut nantinya akan mengubah pola pikir negatif atau tidak irasional terhadap ketakutan yang dimiliki individu.
Selain itu, dukungan dari orang sekitar juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kesuksesan terapi yang sedang dijalani.
Dalam hal ini, ibu hamil dengan agoraphobia bisa meminta sang suami untuk membantu menenangkan dirinya ketika muncul gejala fobia. Ibu bisa meminta suami mengajak berkomunikasi, bermain gim, atau membicarakan hal-hal yang menyenangkan.
Jika pasangan sedang tidak ada di rumah, ibu hamil dengan agoraphobia dapat mengendalikan kondisinya dengan duduk diam di suatu tempat yang nyaman. Pastikan untuk menarik napas secara secara perlahan melalui hidung, dan diembuskan lewat mulut.
Setelah kondisi kembali tenang, konsumsilah air putih dan makanan manis yang menyehatkan, seperti buah-buahan.
Agoraphobia adalah salah satu fobia saat hamil yang tak bisa dibiarkan terjadi berkelanjutan. Jika Anda mengalami gejala yang berkaitan dengan kondisi tersebut, segera konsultasikan lebih lanjut kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/JKT)